Sabtu, 28 Juni 2014

LANTUNAN AZAN  MENUNTUNNYA PADA ISLAM
(@komarudinsoleh_Sekretaris GERAI Garut)

Lantunan azan yang berkumandang dari pengeras suara masjid terdengar begitu merdu di telinga Yasmin. Gadis berdarah Yunani yang lahir dan tumbuh di Jerman, saat itu ia berusia 13 tahun. Ia merasakan getaran dalam hatinya saat mendengar kumandang azan. Saat itu Yasmin sedang berlibur ke Uni Emirat Arab. Inilah pertama kalinya Yasmin mendengar lantunan azan. Hari itu bertepatan hari Jumat. Ia bersama keluarganya sedang singgah di sebuah pasar. “Aku melihat semua orang tiba-tiba behenti melakukan kegiatan,” ujarnya seperti dikuip dalam laman onislam.net.
            Yasmin menyaksikan orang-orang menghentikan mobil mereka dan keluar sambil membawa sajadah. “dan orang-orang itu shalat di jalanan,” tuturnya. Suara azan benar-benar telah menyentuh lubuk hatinya yang paling dalam. Cahaya hidayah perlahan mulai menyinari kalbunya. Ia merasa kumandang azan telah mengubah sesuatu yang ada di dalam dirinya. Namun, saat itu Yasmin tidak mengetahuinya. Dalam hati kecilnya, ia meyakini ada sesuatu yang hebat dan menggelitik sanubarinya. “Ingin rasanya aku mengetahui apa arti dari kalimat azan itu,” ucapnya.
            Sejak itulah muncul sebuah tekad untuk mencari tahu tentang Islam. Di dalam Islam, ia mengaku menemukan kebenaran yang selama ini tidak pernah ditemukan di dalam Agama lain. Yasmin berasal dari keluarga yang menganut agama Yunani Ortodoks. Meski begitu, ia tidak begitu memahami agama tersebut. Yasmin mengaku tidak pernah menemukan kebenaran dalam ajaran agama yang diwariskan orang tuanya itu. Ia hanya diminta untuk percaya dan menurut saja pada agama Yunani Ortodoks itu.
            Perlahan namun pasti, ia membaca tentang Islam. Yasmin menemukan jawaban yang tidak dapat ditemukannya dalam agamanya. Keyakinannya terhadap Islam menjadi semakin besar ketika ia membaca biografi Nabi Muhammad SAW. “membaca biografi beliau mengingatkan saya pada apa yang harus saya tahu dan baca tentang Yesus,” kata dia. Dengan penuh semangat, ia terus membaca biografi Rasulullah. Dalam hatinya tumbuh rasa kekaguman pada sosok manusia yang berakhlak paling mulia itu.
            “Rasululla SAW begitu gagah dan berwibawa,”ungkapnya. Lelaki pilihan yang diutus Tuhan itu, kata Yasmin, adalah seorang yang memiliki karakter dan sifat yang sangat hebat. Ia mengaku belum pernah membaca biografi seseorang tokoh yang semulia itu. Setelah membaca seluruh biografi Nabi Muhammad, pikiran buruk tentang Islam selama ini diketahuinya langsung lenyap. Ia semakin tertarik pada Islam.
Yasmin pun melakukan pencarian tentang Islam dari nol dan mencari kebenaran sendiri dengan meneliti Islam.
            “Semua yang saya tahu tentang Islam sebelumya adalah salah,” ujarnya menegaskan. Tidak butuh waktu lama bagi Yasmin untuk mengikrarkan diri menjadi pemeluk Islam. Ia sangat yakin tidak ada agama lain yang dapat menjawab seluruh pertanyaanya kecuali Islam. Akan tetapi, meskipun telah meyakini Islam sebagai agama yang benar, Yasmin masih terlalu takut untuk bersyahadat. Yasmin mengaku takut menghadapi reaksi orang tua dan keluarganya yang lain apabila ia menganut Islam. Keluarganya tidak akan menerima kenyataan ini. Dan kalaupun mereka mengetahuinya, hidupnya akan berubah secara dramatis.
            Ia lalu menemui seorang temannya di Jerman. Ia bernama Sarah dan berasal dari Mesir. Kepada Sarahlah Yasmin belajar tentang Islam. Ia belajar shalat dan berdiskusi tentang Islam. Sarah dengan sabar menjelaskan banyak hal yang ditanyakan temannya itu mengenai Islam. Yasmin menanyakan banyak hal yang ia rasa janggal dalam agamanya. Dengan penuh kesabaran, Sarah menjawabnya. Jawaban Sarah membuatnya semakin yakin mengenai Islam. Setelah pertemuannya dengan Sarah, sekitar satu setengah bulan kemudian Yasmin mengucap dua kalimat syahadat.
            Ia melakukan itu di asrama mahasiswa di Jerman. Tadinya ia hanya akan bersyahadat di depan Sarah. Akan tetapi, ketentuannya tidak boleh hanya satu orang yang menjadi saksi. Akhirnya, Yasmin bersyahadat di depan dua puluh mahasiswa di ruang tersebut. “Saya tidak pernah melupakan hari ketika saya bersyahadat. Dan, saya tidak pernah melupakan hari pertama saya shalat sebagai Muslim.” Kata dia bahagia. Kumandang azan memang telah menginspirasi banyak orang untuk mencari tahu tentang Islam.
            Dari seruan merdu suara azan ini pula telah banyak melahirkan mualaf-mualaf yang menemukan kebenaran  dalam Islam. Panggilan shalat bagi umat Muslim itu telah menjadi sebuh panggilan menuju Islam.
(sumber: islam diges)